Visualisasi Data Realitas Virtual Untuk Big Data

Bandung, Qubic360 -  Penggunaan virtual reality bukan hanya untuk penggunaan game saja, kini virtual reality dikembangkan sebagai alat bantu untuk penggunaan data.




Sekarang kita hidup pada zaman pembuatan data yang sangat besar. Jumlah data global yang dihasilkan per tahun telah meningkat lebih dari 30 kali lipat selama 10 tahun terakhir dan diproyeksikan menjadi lebih dari empat kali lipat selama lima tahun ke depan. Masalah bagi manusia bukan lagi akses menuju data, namun bagaimana sebisa mungkin memproses data dalam jumlah besar yang sekarang ada di ujung jari kita.


Sebuah ide untuk pemanfaatan hardware dari VR untuk menjadi teknologi paling revolusioner dan dapat mentransformasikan proses analisis dan penyajian data. Secara khusus virtual reality dapat membuat analisis data lebih cepat dan lebih efektif sambil membuat presentasi analisis itu lebih jelas dan lebih berkesan.


Virtual Reality dalam mengatasi permasalahan Big Data.


1. Melihat dan Memproses Sejumlah Besar Data pada Waktu yang Sama


Anda bisa membayangkan menyelesaikan teka-teki dengan hanya melihat satu potongan teka-teki pada satu waktu. Ada alasan mengapa langkah pertama dalam teka-teki adalah meletakkan semua bagian, dan analisis informasi sangat mirip dengan mengerjakan teka-teki. Seorang analis sedang mencari beberapa bagian kunci yang cocok dengan cara tertentu, dan jauh lebih mudah untuk menyusun teka-teki jika Anda dapat melihat banyak bagian pada saat yang bersamaan.


Salah satu hal yang hal yang disukai dari virtual reality adalah segala sesuatu yang dapat dibayangkan dapat dibuat dan sebanyak mungkin mampu memunculkan layar.


VR memungkinkan seorang analis untuk memiliki seluruh ruangan penuh layar, dan untuk menyimpan konfigurasi layar ini untuk membuat ruangan tertentu yang dikhususkan untuk topik yang berbeda. Jadi, alih-alih sistem file tradisional, sarat dengan tumpukan bagan tercetak), kini dapat memiliki daftar ruang digital yang dapat dimasuki dan dilihat pada dinding informasi yang ditampilkan secara bersamaan, seperti detektif yang memiliki rekaman dokumen di dinding untuk mencoba menemukan hubungan antara potongan-potongan informasi yang berbeda.


2. Memahami dan Bertindak pada Hubungan Multi-Dimensi

Ada alasan mengapa visualisasi data 3D tidak sering digunakan pada layar datar, terlalu sulit untuk bekerja dengan dan menguraikan bagan 3D dari tampilan 2D. Namun, bagan 3D memang memberikan banyak manfaat saat digunakan dalam ruang 3D yang sebenarnya.


Hidup tidak hanya dua dimensi (dan sering kali bahkan tidak tiga atau empat dimensi). Setiap fenomena tertentu didorong oleh sejumlah faktor mendasar yang berinteraksi dengan cara yang kompleks, dan saat variabel ditambahkan ke analisis, hubungan yang disematkan dalam data meningkat secara eksponensial.



Misalnya, untuk membandingkan hubungan dalam enam variabel, seorang analis dapat melihat bagan 6 dimensi dalam ruang 3D virtual (sumbu X, sumbu Y, tinggi, lebar, warna, dll.), atau mereka dapat melihat 71 grafik dan persamaan regresi dalam ruang 2D. Jelas, lebih cepat untuk menganalisis satu item daripada 71, dan dengan satu visualisasi terpusat, analis juga cenderung kehilangan hubungan kunci.


Masalah lain dengan hubungan data yang kompleks adalah sulit bagi pembuat keputusan untuk bertindak pada hubungan multi-variabel tanpa benar-benar dapat memvisualisasikannya.


Misalnya, seorang analis (atau algoritma AI dalam hal ini) mungkin menghasilkan model regresi yang memprediksi hasil berdasarkan 5 variabel independen. Tapi, apakah seorang manajer benar-benar akan menarik pelatuk pada investasi besar hanya berdasarkan persamaan? Kemampuan untuk benar-benar melihat hubungan multi-variabel dalam visualisasi 3D membuat perbedaan besar dalam hal tindakan pada model statistik.


3. Mengkomunikasikan Data seefektif dan seingat mungkin

Studi menunjukkan bahwa orang mengingat informasi lebih lama jika disajikan dalam realitas virtual. Hasil ini tidak mengejutkan. Tidak hanya penonton lebih fokus saat berada di VR, bebas dari gangguan, tetapi pengalaman VR memicu lebih banyak area otak, membentuk hubungan yang lebih dalam dengan materi yang disajikan.


Selain memungkinkan orang untuk bertemu "tatap muka" dari mana saja di seluruh dunia (jelas merupakan penghemat biaya yang sangat besar), VR memungkinkan presentasi konsep kompleks yang lebih efektif dan mudah diingat, baik dari kemampuan menggunakan presentasi 2D dan 3D yang interaktif. alat (seperti ruang presentasi multi-monitor dan bagan multi-dimensi), tetapi juga dari sifat VR itu sendiri yang imersif.


Pergeseran dari bekerja di ruang digital 2D ke 3D, seperti yang dimungkinkan oleh VR, adalah salah satu tren terbesar yang akan dihadapi semua orang di tempat kerja selama dekade berikutnya. 

Posting Komentar

0 Komentar