Hindari Efek Samping Penggunaan Headset VR

Bandung, Qubic360 - VR adalah teknologi baru masih dalam proses pengembangan, di dalamnya terdapat sisi positif dan negatif dari teknologi ini, salah satunya adalah efek samping penggunaan VR dalam jangka waktu yang lama.


Penggunaan VR apalagi dengan menggunakana Headset VR sangatlah menyenangkan, terlebih lagi ini menjadi pengalaman baru bagi banyak orang. Beragam aplikasi sudah mulai menggunakan VR, apalagi pada game yang sudah banyak orang minati sudah menggunakan gameplay VR.


Meski VR terdengar seru dan mengesankan, perlu diingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Termasuk saat Anda menggunakan VR secara berlebihan dengan jangka waktu yang lama bisa menyebabkan beberapa efek samping. Berikut adalah efek samping yang terjadi apabila Anda berlebihan dalam menggunakan Headset VR.


Pabrikan Oculus Rift dan HTC Vive memberikan saran kepada para penggunanya untuk beristirahat dalam menggunakan headset VR selama 10-15 menit setiap 30 menit. Saran tersebut juga tetap dianjurkan meski Anda merasa tak perlu istirahat. Berikut adalah beberapa efek samping yang dapat muncul apabila Anda menggunakan headset VR secara berlebihan.




Mual

VR dikenal dapat menyebabkan mual terutama karena konten yang dihadirkannya berhubungan dengan mabuk perjalanan dan kecepatan benda-benda yang bergerak dalam game yang dimainkan. Beberapa penelitian melihat kondisi lain yang dikenal sebagai "cybersickness" atau "sim sickness" yang disebabkan oleh tenggelamnya sebagian besar simulasi realitas.


Dalam dunia nyata, semua indera manusia bekerja selaras dan saling sepakat satu sama lain. Namun di VR, atau ketika Anda menonton film 3D, mata dan telinga Anda mengamati pengamatan yang tidak sesuai dengan indera Anda yang lain. Menurut teori, kurangnya kesepakatan antara indera ini mulai membuat pengguna merasa sakit setelah penggunaan cukup lama. 


Mata sakit dan masalah fokus

Jika Anda telah beberapa kali memainkan game VR, Anda akan merasakan penyesuaian kembali fokus mata ketika mencoba menggunakan headset lain milik rekan Anda. Namun jika menggunakannya cukup lama, Anda akan merasakan sakit kepala. Hal inilah yang akan Anda rasakan ketika melepas headset VR setelah menggunakannya dalam waktu yang lama.


Beberapa ahli mengungkapkan kemungkinan efek jangka panjang pada kemampuan mata dalam menentukan fokus secara bergantian antara benda jarak dekat dan jauh. Sejauh ini, efek jangka panjang dari penggunaan VR dalam waktu yang lama memang belum bisa diidentifikasi para ahli sepenuhnya. Meski begitu, Anda tetap patut mengantisipasi dampak penggunaan VR dalam waktu yang lama dengan menjeda penggunaannya.


Kehilangan Kesaradan Spasial

Saat Anda akan bermain menggunakan headset VR, Anda harus memastikan tak ada perabot, kabel, hewan, anak kecil atau benda dan hal lainnya yang berada di sekitar Anda. Hal ini berlaku untuk pengalaman VR full-room yang ditawarkan oleh HTC Vive. Menghabiskan selama lebih dari 30 menit di VR, hampir di setiap kasus menyebabkan pengguna kehilangan kesadaran spasial akan ruangan disekitarnya. Setelah 30 menit menghabiskan waktu dan pikiran di dunia virtual, Anda akan jauh lebih sulit mengidentifikasi dimana berbagai benda berada di dunia fisik.



Disorientasi

Efek samping disorientasi akan bervariasi diantara banyak pengguna VR. Pengguna yang rentan mabuk atau vertigo, memiliki kemungkinan lebih besar mengalami disorientasi yang tidak menyenangkan. Di VR sendiri, disorientasi bisa terjadi pada pengguna yang tidak pernah menyisihkan waktunya untuk beristirahat sejenak. 

Game yang melibatkan mode terbang, gerakan cepat, ketinggian hingga terjatuh, menyebabkan disorientasi yang ekstrem dan selayaknya dihindari. Perusahaan perancang headset VR pun menyarankan kepada para penggunanya agar segera melepas VR jika dirasa pusing demi menghindari kecelakaan atau dampak negatif lainnya.


Kejang

Kebanyakan produsen VR tidak merekomendasikan para pengguna dengan kondisi epilepsi atau memiliki kepekaan khusus terhadap perubahan cahaya yang cepat, untuk mencoba menggunakan VR. Meski begitu pun kebanyakan produsen VR mengungkapkan demikian, gejala kejang bisa saja terjadi bahkan jika pengguna tak pernah mengalami hal tersebut sebelumnya.


Dalam buku petunjuk yang disertakan oleh Oculus Rift tertulis "Beberapa orang (sekitar 1 dari 4.000) mungkin mengalami pusing parah, kejang, mata atau otot yang berkedut atau gejala blackout yang dipicu oleh flash atau pattern, dan ini mungkin terjadi saat mereka menonton TV, bermain game atau virtual reality, walaupun mereka tidak pernah mengalami kejang sebelumnya atau tidak memiliki riwayat epilepsi,".


Kemungkinan dampak kejang yang diinduksi VR diperparah oleh jumlah jam main yang dihabiskan tanpa jeda. Karena perusahaan produsen headset VR menyarankan agar menggunakan VR sebagaimana berolahraga, dimana ada waktu untuk menarik nafas panjang hingga meminum air.


Posting Komentar

0 Komentar