Cara Mencegah Efek Samping dari Penggunaan VR

Bandung, Qubic360 - Penggunaan VR yang berlebihan akan memberikan efek samping seperti mual, pusing, bahkan sampai bisa menibulkan kejang. Karena itu Anda harus mencegah efek samping dari penggunaan VR tersebut.



Penggunaan VR adalah hal baru yang memberi banyak inovasi diberbagai bidang, baik dari bidang medis, pendidikan, hiburan bahkan militer sekalipun. Namun ada beberapa sisi negatif dari penggunan VR yang berlebihan. Diantaranya mual, pusing, disorientasi, bahkan dapat menimbulkan kejang.


Namun itu bisa dicegah dengan persiapan sebelum Anda menggunakan VR. Sebuah studi terbaru dari Oregon State University menilai beberapa gerakan VR berkontribusi pada ketegangan otot dan ketidaknyamanan. Tentu saja hal ini perlu di pelajari mengingat penggunaan VR di masa depan tidak hanya berfokus pada game, melainkan merambah dunia pendidikan dan pelatihan industri.


“Karena belum ada standar dan pedoman untuk interaksi VR dan AR, Kami ingin mengevaluasi efek dari jarak, lokasi, dan ukuran sehingga mengurangi risiko potensi cedera muskuloskeletal.” ungkap peneliti Jay Kim dan tim dari College of Public Health and Human Sciences OSU. Penelitian ini dilakukan untuk menetapkan dasar penempatan objek dan sudut yang optimal, sehingga pengembangan VR di kedepannya dapat meminimalkan ketidaknyamanan pengguna.


Penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat VR dan melakukan gerakan tiga dimensi menggunakan seluruh tubuh. Saat bergerak sensor di sendi dan otot peserta akan merekam pergerakan mereka. Selanjutnya peserta ditugaskan untuk menunjuk titik-titik tertentu di sekitar lingkaran, atau mewarnai di area tertentu dengan jari mereka. Hasil dari penelitian mengungkap saat pengguna mengulurkan tangan lurus menyebabkan pegal pada bahu hanya dalam tiga menit, ungkap Kim. Bercermin pada hal tersebut, penggunaan jangka panjang tentunya dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti sindrom lengan gorila dan cedera rotator cuff.



Selain itu headset VR yang berat dapat meningkatkan beban pada tulang belakang leher, sehingga risiko ketegangan pada leher lebih besar. Kim dan tim menemukan bahwa saat mewarnai juga sangat berpengaruh, terutama ketika peserta harus memiringkan kepala mereka ke bawah 15 dan 30 derajat. Sementara postur yang paling ekstrem dan aktivitas otot tertinggi diamati dengan target pada 15 derajat di atas level mata, karena para partisipan dipaksa untuk secara konstan mempertahankan leher mereka yang diperluas dan posisi lengan yang terangkat. Serta rasa ketidaknyamanan terbesar adalah saat menunjuk pada 15 derajat di atas mata.


Berdasarkan penelitian ini, Kim dan tim merekomendasikan objek dengan interaksi lebih sering agar diletakan lebih dekat ke tubuh, dan benda” ditempatkan setinggi mata. Temuan ini memiliki dampak besar, mengingat permintaan VR yang terus meningkat. Bahkan Analis teknologi memproyeksikan kira-kira 168 juta orang di seluruh dunia akan memiliki beberapa bentuk VR yang dipasang pada tahun 2023. Sebagian besar penggunanya adalah gamer, tapi penerapan VR akan meluas ke bidang kesehatan, militer, pendidikan, dan pelatihan.


Para pembuat headset VR sendiri termasuk Google, Samsung dan Sony terus mengembangkan VR mereka lebih baik lagi dan ramah bagi mata.


Sejauh ini, dampak menggunakan headset yang langsung terlihat dan sering dialami sebagian pengguna adalah pusing dan ingin muntah. Karenanya para pembuat headser VR merekomendasikan agar pengguna headset tidak berlama-lama dan beristirahat setiap 15 menit sekali. Headset VR juga tidak diperkenankan untuk digunakan oleh anak di bawah 12 tahun

Posting Komentar

0 Komentar