Sejarah Menarik dari Virtual Exhibition, Mucul Lebih dari Seperempat Abad Lalu

Perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup membuat virtual reality semakin dikenal banyak orang dari berbagai kalangan. Sejatinya, teknologi ini sudah ada dari bertahun-tahun yang lalu dan telah digunakan untuk berbagai bidang dengan bentuk yang terus berkembang.  Pengaplikasianya ssemakin beragam, contohnya di dunia bisnis sering digunakan untuk keperluan mendemonstrasikan produk atau layanan secara virtual. Bahkan teknologi ini juga sudah digunakan untuk tujuan hiburan dan tenrtainment seperti pada pameran seni atau exhibition.

Virtual reality pada dasarnya adalah simulasi pengalaman digital yang dibuat sedemikiian rupa untuk menyerupai realita atau terasa nyata bagi penggunanya. Jenis lain dari virtual reality yang sering kita temukan adalah augmented reality, mixed reality, dan extended reality. Pada dunia seni, bentuk virtual reality yang populer adalah virtual exhibition dimana para seniman dapat memamerkan karya secara digitial adn dapat dinikmati oleh berabgai pengunjung yang mengaksesnya kapan saja, dan dimana saja. Teknologi ini pun sudah cukup lama diadaptasi oleh berabgai museum dan pameran di seluruh dunia.




Di era 1980-an teknologi mulai berkembang, hal ini memantik diskusi di kalangan para penggian institusi seni dan budaya tentang bagaimana mereka harus berkomukasi dan berinteraksi dengan masyarakat luas yang mulai mengadopsi teknologi tersebut.

Tahun 1992 menjadi tahun pertama yang menyuguhkan virtual exhibition secara imersif. Elemen yang dibangun mampu bermain-main dengan indera dan imajinasi pengunjungnya. Pameran yang berjudul "The Virtual Museum" ini tidak berlangsung online, melainkan menggunakan CD-ROM dengan cara pre-rendered dan meniru ruangan tipikal museum pada umumnya. Pengguna bisa berajalan-jalan bebas mengelilingi ruangan dan mendapatkan  detail info dari karyanya.


Memasuki era milenium dan digital, virtual exhibition sudah semakin berkembang pesar dengan penggemar yang terus bertambah. Khususnya satu tahun terakhir saat banyak institusi senii mengerahkan fokus mereka ke virtual exhibition sebagai pengganti sarana bertemunya karya seni dengan para audiensnya. Melalui virtual exhibition, para audiens mendapatkan kesempatan menarik yakni bisa berkolaborasi dengan seniman favorit, yang mana hal itu tidak dapat dilakukan pada pameran-pameran seni sebelumnya.

Karya-karya dan konsep virtual exhibition-nya yang hadir jadi semakin eksploratif, membentuk cara interaksi baru dengan karya seni yang berbeeda dari yang pernah ada sebelumnya. Di samping itu, virtual exhibition kali ini lebih menyuguhkan penggabungan karya seni visual dengan musik sehingga memberikan pengalaman ganda kepada para audiieens yang mengunjungi pameran secara virtual.

Posting Komentar

0 Komentar