Metaverse Rambah Berbagai Industri? Ada Disneyland, K-Pop, Sampai Second Life!



    Menyusul pengumuman kalau industri induk Facebook hendak mengganti citra dalam perpindahan ke Metaverse, banyak proyek sudah mengawali inisiatif seragam merambah ruang virtual, mulai dari membeli properti sampai menguji batas- batas apa yang ditawarkan alam semesta ini.

Disneyland


Industri hiburan di balik sebagian halaman hiburan sangat terkenal di dunia ini, baru- baru ini mempunyai paten yang disetujui buat" simulator dunia maya di tempat dunia nyata". Walaupun Los Angeles Times memberi tahu kalau Disney tidak mempunyai rencana dikala ini buat memakai simulator dalam waktu dekat, aplikasi ini menampilkan tamu Disneyland serta Disney World pada kesimpulannya bisa memandang atraksi Metaverse di satu ataupun lebih halaman di Amerika Serikat, Hong Kong, Cina, Prancis, serta Jepang.

Teknologi ini hendak bekerja dengan melacak wisatawan memakai ponsel mereka serta menciptakan serta memproyeksikan dampak 3D yang dipersonalisasi ke ruang raga terdekat, semacam bilik serta benda- benda lain di halaman.

Bagi aplikasi paten, mungkin Disney terjun ke Metaverse bisa membagikan pengguna pengalaman virtual 3D individual yang realistis serta sangat mendalam tanpa mewajibkan pengguna tersebut buat mengenakan fitur tampilan AR( augmented reality).

K- Pop


Pada hari Senin, (17/ 01) penyelenggara konser Metaverse Animal Concerts mengumumkan sudah menandatangani konvensi dengan jaringan Klaytn unicorn Korea Selatan Kakao selaku bagian dari rencana buat tingkatkan eksposurnya ke industri hiburan negeri itu. CEO Animal Concerts, Colin Fitzpatrick, berkata kalau tujuan utama Klaytn merupakan NFTs serta Metaverse.

"Keterbatasan teknis melarang berapa banyak orang yang betul- betul bisa mendatangi konser di Metaverse," kata Fitzpatrick, merujuk pada permasalahan skalabilitas.

Ia mempunyai tujuan buat membangun jaringan tempat virtual di segala platform Metaverse yang terdapat serta baru buat menyelenggarakan konser dengan bermacam bakat, nyatanya tercantum artis K- Pop.

Second Life


Linden Lab, industri di balik dunia online virtual Second Life, mengumumkan pada hari Kamis kemudian (13/ 01) pendiri Philip Rosedale hendak bergabung kembali dengan proyek selaku penasihat strategis bersama dengan anggota regu Metaverse dari industri VR yang berbasis di San Francisco, High Fidelity. Bagi industri itu, akumulasi bakat baru serta lama hendak memfasilitasi masuknya Second Life ke Metaverse.

"Dunia virtual tidak butuh jadi distopia," kata Rosedale," Big Tech membagikan headset VR serta membangun Metaverse pada platform modifikasi sikap yang digerakkan oleh iklan mereka tidak hendak menghasilkan utopia digital tunggal yang ajaib buat seluruh orang."

Diluncurkan pada tahun 2003, Second Life merupakan salah satu pengalaman dunia maya sangat dini saat sebelum konektivitas platform media sosial modern semacam Facebook, Twitter, serta Instagram. Rosedale, berangkat selaku CEO Linden Labs pada tahun 2008 saat sebelum melanjutkan buat mendirikan High Fidelity pada tahun 2013. Kembalinya ia dapat menandai tonggak berarti buat memasukkan ide- ide berjudul Metaverse baru ke dalam platform yang mapan.

Posting Komentar

0 Komentar