Menilik Prospek Era Metaverse Untuk Masa Depan Cagar Budaya

 



QUBIC360.COM - Pertumbuhan dunia digital serta akselerasi budaya virtual, menciptakan momentum semenjak 2 tahun terakhir. Warga terus menjadi terbiasa dengan bermacam- macam kegiatan virtual, mulai di bidang pembelajaran, dunia kerja, apalagi buat keperluan tamasya melalui media digital.

Pertumbuhan ini ditatap selaku transformasi dini dari masa baru yang hendak terus menjadi berandar pada teknologi digital, serta berikan prospek pengembangan baru untuk seluruh bidang. Tercantum salah satunya di dunia arkeologi ataupun eksplorasi barang cagar budaya.

Pamong Budaya Pakar Muda Balai Konservasi Borobudur, Brahmanta berkata, kedepannya, khazanah kecagarbudayaan ingin tidak ingin wajib tumbuh bertepatan dengan teknologi digital. Metaverse ataupun dunia paralel hendak berikan akibat luas untuk upaya pelestarian barang cagar budaya.

Teknologi 3 ukuran yang saat ini terus menjadi tumbuh, dapat memudahkan upaya konservasi ataupun pengenalan cagar budaya kepada warga. Teknologi ini membolehkan pengelola dapat memperkenalkan kembali suatu yang tidak terdapat ke dalam tipe visual. Sisa- sisa reruntuhan candi misalnya, yang sempat diteliti serta dicatat dengan baik data- data arkeologisnya, dapat divisualkan kembali dalam wujud 3 ukuran.

“Kala kita ngomong kenyataan maya, itu maksudnya cagar budaya itu hendak dapat dibentuk, pastinya kala informasi studi menunjang. Aku pikir ini jadi sesuatu perihal yang luar biasa, kala kita dapat memvisualisasikan suatu yang tidak terdapat saat ini, kepada warga,” ungkap Brahmanta dalam tahap dialog daring Borobudur Metaverse.

Bagi Brahmanta, elaborasi digital ini sendiri sudah diawali di Candi Borobudur, semenjak sebagian tahun terakhir intens membangun informasi digital buat totalitas bangunan candi, tercantum merekam panel relief yang terdapat. Informasi ini ke depannya hendak dapat dibesarkan jadi bermacam perihal, tercantum buat memperkenalkan wisata berbasis virtual reality.

“Kita wajib sanggup buat menjadikan sistem metaverse ini dalam rangka menunjang pelestarian cagar budaya,” ucapnya.

Tidak hanya itu, teknologi digital dengan seluruh variannya masih mempunyai banyak khasiat signifikan untuk cagar budaya. Informasi digital terkumpul baik melalui perekaman digital maupun yang terbuat bersumber pada data- data riset, pula hendak dapat dipergunakan buat keperluan replikasi barang cagar budaya.

Khasiat yang lebih luas lagi ialah dalam perihal promosi cagar budaya itu sendiri. Semacam diungkapkan pegiat budaya Goenawan Sambodo, kalau teknologi virtual hendak banyak mempermudah warga buat tersambung dengan barang cagar budaya, baik buat tujuan pembelajaran ataupun pariwisata.

Misalnya, bila‘ Borobudur Metaverse’ benar terealisasi nantinya, hingga dapat jadi media pengantar tamasya untuk tiap orang yang mau berkunjung ke Borobudur. Saat sebelum tiba langsung ke posisi, calon wisatawan juga dapat menikmati sajian kawasan Borobudur melalui gawai, sehingga kesimpulannya bisa menyusun rencana kunjungannya dengan lebih baik bersumber pada penelusuran virtual.

Di sisi yang lain, cagar budaya yang dilesapkan ke dalam kenyataan virtual pula hendak jadi media pendidikan yang menarik untuk generasi baru. Goenawan membahas, sepanjang ini, pelajaran tentang sejarah kerap kali dikira membosankan sebab berkutat pada bacaan yang berikan data tentang tokoh, tahun serta peristiwa. Tetapi tidak terdapat cerminan visual yang dapat dilihat langsung.

Dengan tipe metaverse, sejarah juga hendak dapat didatangkan secara lebih hidup serta menarik untuk warga hari ini.

Posting Komentar

0 Komentar