Menelaah Nilai Ekonomi Metaverse



Teknologi sudah jadi bagian kehidupan yang memunginkan bermacam berbagai kegiatan tumbuh lewat eksplorasi hal- hal baru yang tidak ada sebelumnya. Disrupsi tersebut ditemui baik dalam interaksi antar warga melalui media sosial, ataupun kegiatan ekonomi yang terus menjadi pesat lewat platform e- commerce.


Sayangnya, di tengah kemajuan tersebut, ada keterbatasan dari teknologi Website 2. 0 selaku dasar pertumbuhan ekonomi digital dikala ini. Di Website 2. 0, interaksi sosial yang tercipta masih tergantung kepada guna intermediasi lewat penyedia layanan jejaring sosial semacam Facebook, Twitter, serta sebagainya, sedangkan kegiatan transaksi ekonomi bergantung kepada platform e- commerce ataupun financial technology( fintech) selaku fasilitas transaksi pembayaran. Intermediator ini berfungsi dalam mempertemukan penjual serta pembeli, sediakan layanan pembayaran, serta mengkurasi isi data dan profiling penggunanya.

Sehingga salah satu kelemahan dari internet terpusat Website 2. 0 merupakan ketidakmampuan pengguna dalam mengendalikan informasi individu yang menimbulkan eksploitasi data- data tersebut buat kepentingan korporasi dibalik personalisasi layanan yang kadangkala nampak free. Dengan sokongan informasi pengguna yang masif, korporasi besar semacam Apple, Microsft, Google, Facebook, serta Amazon memperoleh banyak sekali informasi selaku new oil menggunakan peranannya dalam pasar 2 sisi( two- sided market) di mana personalisasi layanan membolehkan agregasi informasi secara dari para pengguna buat setelah itu dimonetisasi secara langsung ataupun tidak langsung.


Celah ini yang setelah itu melahirkan teknologi internet berbasis Website 3. 0 yang ialah evolusi berikutnya dari Website 2. 0. Teknologi ini menawarkan keahlian transaksi peninggalan digital secara end- to- end dimana pengguna mempunyai otoritas dalam mengendalikan informasi individu. Teknologi ini dibentuk diatas fondasi teknologi Blockchain yang memungkinkankan registrasi peer- to- peer digital yang mencatat serta menaruh transaksi antar pihak di mana tiap pihak mempunyai akses terhadap transaksi yang dicatat dalam sesuatu novel besar( ledger). Berikutnya pencatatan ini membolehkan mata rantai data( ataupun transaksi) tersimpan secara kronologis serta permanen. Meksipun di Indonesia blockchain lebih diasosiasikan dengan duit kripto, secara global teknologi ini dipakai dalam bidang logistik, sertifikasi kepemilikan tanah, serta fungsi- fungsi lain.


Dalam website 3. 0, teknologi Blockchain mensyarakatkan pengguna memiliki digital wallet selaku representasi bukti diri dalam proses pengiriman duit( cryptocurrency) ataupun peninggalan( cryptoasset) secara langsung tanpa perantara semacam bank. Dengan demikian pribadi dari pengguna terpelihara dimana watak seluruh transaksi ataupun pencatatan informasi bertabiat transparan. Transparansi ini pula menunjang menaiknya keyakinan antar entitas di dalam sesuatu komunitas ataupun warga.


Metaverse dalam Website 3. 0 merupakan evolusi berikutnya dari Internet yang dikala ini terdapat. Dengan teknologi ini, pengguna memperoleh pengalaman lebih dalam dimana batasan antar ruang digital serta analog hendak terus menjadi kabur. Perihal yang membuat Metaverse menarik merupakan ilham dunia yang konsepnya berbeda dengan dunia nyata membolehkan kesempatan monetisasi dari lahirnya interaksi sosial yang lebih mutahir.


Metaverse didorong oleh 2 aspek pertumbuhan teknologi: aspek frontend( tampilan) merupakan evolusi dari industri permainan, semacam pemakaian Augmented Reality- Virtual Reality( AR/ VR), serta aspek backend yang ialah implementasi masif dari teknologi blockchain. Masyarakat metaverse berhubungan serta bermain semacam bermain permainan( gamification), membangun dunia secara kolektif lewat mekanisme play to earn. Tidak cuma pembangunan raga, namun pula lewat pembangunan pemerintahan memakai mekanisme pencapaian konsensus lewat voting.


Konvensi pengaturan sosial tercatat dalam smart contract, analoginya semacam Undang- Undang yang berlaku di dunia nyata, sekalian selaku fitur penegakan hukum. Bila ada pelanggaran, hingga smart contract secara otomatis hendak menghasilkan aktor ataupun entitas pelanggar dari dunia metaverse. Kegiatan ekonomi pula memperoleh jatah berarti bersamaan dengan tingkatkan interaksi sosial. Dalam perihal ini crypto currency serta crypto asset berfungsi selaku representasi duit serta benda di metaverse.


Tidak hanya itu, Non- Fungible Token( NFT) hendak berperan selaku sertifikat kepemilikan benda digital. Bersamaan dengan meningkatnya jual beli karya seni lewat NFT di platform semacam Opensea, hingga NFT pula digunakan di metaverse. Crypto asset dalam wujud NFT hendak digunakan selaku representasi benda sebagaimana kepemilikan tanah di dunia nyata. Generasi muda yang terbiasa dengan role- playing permainan hendak memperoleh peluang buat melaksanakan aktualisasi dari peluang buat membangun dunia metaverse sebagaimana yang mereka jalani dalam fitur video permainan. Kelainannya mereka betul- betul hendak menikmati monetisasi dari kegiatan yang mereka jalani melalui Metaverse ini.


Letupan teknologi ini hendak bawa pada kenaikan nilai ekonomi yang luar biasa. Dikala ini, nilai dari gross- merchandise value( GMV) dari industri digital Indonesia telah tercatat sebesar 70 Milyar USD pada tahun 2021 serta diproyeksikan hendak menggapai 146 Milyar USD pada tahun 2025. Nilai ini setara dengan gabungan GMV dari Thailand, Vietnam serta Malaysia. Metaverse membolehkan nilai ekonomi yang jauh lebih eksplosif baik secara langsung ataupun secara tidak langsung dengan bermacam mungkin inovasi.


Secara langsung, nilai ekonomi hendak terdorong dengan terus menjadi besarnya kebutuhan hardware serta aplikasi dalam pembuatan ekosistem metaverse. Informasi dari Fitch connect menampilkan kalau hingga dengan tahun 2021, Indonesia mempunyai kenaikan belanja fitur IT yang luar biasa: meliputi aplikasi sebesar 35 Milyar USD serta hardware sebesar 55 Milyar USD. Bayaran buat kebutuhan belanja cloud pula bertambah dengan tajam ialah sebesar 30 Milyar USD pada tahun 2021 serta diprediksi hendak bertambah jadi 125 Milyar USD dalam 5 tahun ke depan. Besaran kebutuhan infrastruktur IT ini hendak mempunyai akibat pengganda luar biasa paling utama bila didorong oleh backward serta forward linkage dari industri dalam negeri.


Berikutnya, secara tidak langsung pembuatan nilai ekonomi pula hendak didorong oleh lahirnya aset- aset digital yang terbentuk secara terdesentralisasi semacam NFT serta blockchain- based cryptocurrency. bersumber pada informasi dari Tubuh Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi( Bappebti), dikala ini ada 7, 5 juta penduduk Indonesia bertransaksi crypto dibanding dengan tahun 2020 yang baru menggapai 4 juta orang.


Dari sisi volume, nilai transaksi crypto sudah menggapai Rp 478, 5 triliun sampai Juli 2021 yang ialah jumlah yang lumayan substansial setara denganr 6% dari segala nilai duit tersebar( M2) Bank Indonesia yang sebesar Rp 7572 triliun sampai November 2021.


Kunci dari transformasi digital Metaverse ini hendak terletak pada kesiapan masyrakat untuk senantiasa menyadari kemampuan bayaran serta khasiat dari tiap opsi investasi yang mereka hendak jalani di Metaverse, sama halnya dengan kala mereka melaksanakan investasi di portofilio investasi konvensional.

Posting Komentar

0 Komentar