Bandung, Qubic360 - Teknologi kini semakin berkembang dan bermuncul peralatan canggih terbaru. Salah satunya Mixed Reality.
Apa itu mixed reality?
Mendengar ucapan mixed reality (MR), yang pertama mauncul di benak Anda pasti virtual reality atau augmented reality. Mixed reality, sesuai namanya, merupakan penggabungan antara VR dan AR.
Asal - Muasal Mixed Reality
Awal mula kemunculannya berawal dari sebuah konsep mixed reality pada tahun 1994 yang dirumuskan oleh Paul Milgram dan Fumio Kishino dalam makalah berjudul “A Taxonomy of Mixed Reality Visual Displays.” Dalam makalah itu, mereka memperkenalkan konsep virtually continuum yang fokus pada pengkategorian taksonomi pada tampilan belaka. Namun, pada penerapannya kedepan, MR tak sekadar tampilan, tapi juga memasukkan input lingkungan, suara, dan lokasi.
Selama beberapa dekade, hubungan antara input manusia dan komputer dikembangkan lagi secara lebih baik. Input manusia terjadi melalui keyboard, mouse, sentuhan, ink, suara, bahkan Kinect tracking. Hubungan keduanya kemudian berinteraksi membentuk persepsi lingkungan (environmental input) dalam bentuk API. Environmental input menangkap berbagai hal yang dilakukan seseorang, mulai dari posisi & lokasinya, permukaan tanah dan pembatas jalan, ambiens lighting, suara lingkungan, dan pengenalan objek.
Secara sederhana, MR merupakan penggabungan interaksi ketiga input tersebut.
Kembali pada pengertian VR dan AR. Seperti sebelumnya teknologi VR memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan objek secara 3D. Interaksi yang terjalin sungguh seperti nyata, ada emosi dan perasaan yang terbawa, selayaknya kita larut menyimak serial tv atau film.
Teknologi augmented reality, di lain sisi, menggabungkan objek 2D dan 3D. Apabila kita menggunakan perangkat pendukung AR, objek-objek itu akan hadir di hadapan kita secara real-time. Untuk bisa melihat objek, Anda harus menggunakan perantara, yakni kamera hp. Contoh AR paling hype adalah gim Pokemon Go.
Di luar negeri, berbagai perangkat MR besutan merek terkenal sudah bermunculan sejak 2017. Mulai dari Samsung Odyssey, Lenovo Explorer, Dell Visor, hingga yang sudah masuk Indonesia, Acer Windows Mixed Reality.
Mixed Reality di Indonesia
Perangkat MR yang menjadi pelopor adalah Microsoft HoloLens. Perangkat berbentuk kacamata ini sudah rilis semenjak tahun 2017. HoloLens memanfaatkan hologram untuk menyatukan dunia digital dan nyata. Adapun hasil dari penyatuan itu hadir dalam objek digital yang seolah benaran ada di hadapan kita dan bisa diajak interaksi.
HoloLens bisa berfungsi secara mandiri tanpa perlu disambungkan ke perangkat lain. Input di dalamnya memanfaatkan gerakan, seperti pandangan mata, gerakan tangan, dan perintah suara. Adanya sistem sensor kompleks menjadikan perangkat in mampu memproyeksi hologram di lingkungan asli secara akurat dan real-time.
Namun, untuk menikmati HoloLens, Anda harus menyediakan budget besar. Harga yang dibanderol berkisar puluhan juta (sekitar Rp40 juta menurut data rilis tahun 2017) dan harus dipesan dari negara terdekat.
Namun kini telah Acer meluncurkan perangkat mixed reality, Acer Windows Mixed Reality. Perangkat MR ini kurang-lebih sama dengan perangkat VR, dilengkapi motion controller dan headset, namun pengalaman yang didapat lebih kaya. Salah satu kehebatannya yaitu fitur insided-out tracking memberikan kemudahan penggunaan, cukup plug and play. Perangkat ini bisa digunakan untuk ribuan permainan dan aplikasi.
Terdapat lubang jack 3,5 mm dengan port HDMI 2.0 display dan USB 3.0. Windows MR dilengkapi dua layar LCD dengan resolusi 1.440 x 1.440 px. Refresh rate mencapai 90 Hz dan bisa digunakan pada laptop atau PC berbasis Windows 10 (Fall Creator Update). Harga yang dibanderol Acer Windows MR lebih murah daripada HoloLens, yakni Rp7,5 juta di gerai atau lebih murah di online shop.
0 Komentar